JAKARTA, MEDIA SKR - Mesin sidik jari atau finger print Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai diberlakukan hari ini dalam rapat paripurna. Absensi para anggota Dewan yang sebelumnya secara manual dengan tanda tangan kini harus menggunakan mesin otomatis tersebut.
Ada sembilan mesin finger print untuk masing-masing fraksi dan hanya diberlakukan dalam rapat paripurna. Sebelum memasuki rapat paripurna, sidik jari anggota DPR didaftarkan sekaligus dilakukan simulasi penggunaan mesin tersebut.
Para anggota DPR membuat reaksi beragam. "Seperti terkesan datang ke pabrik di Cikarang," kata anggota DPR dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat Saleh Husein di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/10).
Ada sembilan mesin finger print untuk masing-masing fraksi dan hanya diberlakukan dalam rapat paripurna. Sebelum memasuki rapat paripurna, sidik jari anggota DPR didaftarkan sekaligus dilakukan simulasi penggunaan mesin tersebut.
Para anggota DPR membuat reaksi beragam. "Seperti terkesan datang ke pabrik di Cikarang," kata anggota DPR dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat Saleh Husein di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/10).
Saleh mengatakan, jika absen sidik jari diberlakukan sebaiknya tak hanya pada sidang paripurna. Tapi juga pada rapat komisi.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Achsanul Qosasih mengatakan, absen jari paling tidak akan membuat anggota DPR tak lagi titip absen. Anggota Dewan dari fraksi yang sama M Jafar Hafsah mengaku menyambut baik absen sidik jari ini. "Fantastis, dari dulu saya tunggu," kata Jafar.
Finger print merupakan mekanisme absensi baru hasil keputusan pimpinan DPR yang ditujukan untuk mendongkrak absensi para legislator selama ini. Pasalnya, selain kerap bolos, para anggota Dewan dianggap masih sering datang terlambat hingga rapat paripurna terpaksa harus molor.
Finger print merupakan mekanisme absensi baru hasil keputusan pimpinan DPR yang ditujukan untuk mendongkrak absensi para legislator selama ini. Pasalnya, selain kerap bolos, para anggota Dewan dianggap masih sering datang terlambat hingga rapat paripurna terpaksa harus molor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar